Tips Memasak Steik yang Wajib Diketahui


Sebetulnya saya jarang banget makan steik ya, sampai lupa kapan terakhir kali menyantapnya. Maklum, kami hanyalah kaum menengah di bumi Indonesia yang selalu sangat bahagia kalau dapat hantaran daging saat Hari Raya Idul Adha, hehe...  Hari-hari biasa ya mentok soto ayam atau ayam kecap atau ayam krispi. Eh lah kok ayam terus, xixi...selingan aja dari menu sayur kok. Tapi apapun itu Alhamdulillah dimudahkan untuk bersyukur.


Termasuk kali ini, saya bersyukur bisa dapat ilmu baru tentang steik dari seorang chef (ahli memasak) lewat cooking class virtual yang diberikan oleh Cookpad. Meski pesertanya banyak, tetapi karena masuknya lewat pesan pribadi, jadi boleh ya saya anggap ini spesial, he...
Mendengarkan penuturan Chef Andy tentang steik membuat saya serasa mendengarkan penjelasan chef di Master Chef. Jadi terharu. Jika sebelumnya saya menganggap steik sebagai makanan yang disajikan di hot plate dengan siraman saus kental dan tatanan sayur rebus. Ternyata, steik yang sesungguhnya (menurut penuturan narasumber) bukan seperti itu. Steik tidak perlu ribet ini itu. Dengan bahan dan bumbu yang sederhana dan dalam waktu relatif singkat, bisa menghasilkan steik yang gurih dan beraroma. Syaratnya cuma satu, lakukan dengan teknik yang benar.

Steik menurut KBBI adalah daging (sapi, ayam, ikan, babi) yang dipotong lebar selebar telapak tangan, tebal 1,5 cm, dibumbui lada, garam atau bumbu lainnya, lalu digoreng atau dipanggang. Dari pengertian tersebut saja dapat diketahui ya jika steik itu simpel dan tidak neko-neko (hallah).
Langsung saja, berikut beberapa tips yang wajib diketahui saat memasak steik. Selain dari materi cooking class, saya lengkapi dari artikel Chef Andy dari medium.com (retrieved 16/5/2020).

1. Gunakan daging dalam kondisi suhu ruang, bukan frozen.

2. Kunci memasak steik adalah di kondisi "maillard reaction", reaksi kematangan (pencoklatan), yang pas. Hal itu membutuhkan kondisi pan yang panas, tidak kurang dari 140 C, saat steik dimasukkan.

3. Agar "maillard reaction" sempurna kondisi daging harus benar-benar kering. Caranya, lap daging hingga kering menggunakan kitchen towel atau tisu. Jika steik basah, saat bertemu dengan permukaan wajan panas, yang terjadi adalah energi panas digunakan terlebih dahulu untuk merubah wujud air menjadi uap — dan ini terjadi pada suhu 100ºC. Permukaan steik bakalan mentok di suhu tersebut dan sebelum Maillard Reaction terjadi, suhu dalam steak akan duluan naik melebihi 60ºC.

4. Saat terbaik memberikan garam pada steik adalah 45 menit sebelum dimasak. Daging diberi garam lalu disimpan di kulkas. Namun jika tidak sempat, maka sesaat setelah daging masuk ke dalam pan (kurang dari dua menit), berikan garam.


5. Lakukan proses 'resting' setelah daging matang sesuai dengan yang diinginkan (steik tebal 1,5 cm, medium rare 40 detik, medium 50 detik dan medium well 1 menit). Proses ini adalah membiarkan steik tanpa diiris selama 5 menit di atas piring saji. Selama itu sebetulnya steik masih berproses mematangkan diri. Dengan melakukan resting tidak akan banyak mengeluarkan cairan. Selain itu, steik akan terasa lebih juicy dan rasanya lebih terkonsentrasi.

6. Jika menggunakan daging sapi, pilih bagian yang mudah empuk (karena jarang bergerak), sebaiknya  menggunakan sirloin (has luar), tenderloin (has dalam) dan ribeye.

Steik ayam, sekedar contoh yaa


Kurang lebih, inilah tips yang harus diketahui tentang steik yang sesungguhnya, (berdasarkan versi Chef Andy).  Mudah-mudahan bermanfaat. Semangat mencoba dan memasak ya!

Salam Bintu Tsaniyah,
Tabik

0 Comments:

Post a Comment

 

Catatan Bintutsaniyah Template by Ipietoon Cute Blog Design