Solusi Hemat Desain Pengembangan Rumah Sederhana yang Nyaman

Cerita ini adalah bagian dari pengalaman saya dan suami, saat merencanakan dan membangun rumah impian kami.  Bukan rumah yang besar.  Hanya sebuah rumah sederhana diantara deretan rumah yang sama modelnya dalam komplek perumahan umum.  Meski biasa saja, namun kami berkomitmen agar rumah kami nantinya bisa nyaman.  Nyaman seperti apakah?  Berikut ini akan saya ceritakan kondisi nyaman yang seperti apa, kemudian cara yang diterapkan untuk menciptakannya.
Sebelumnya, perlu kita ketahui bagaimanakah definisi sebuah rumah sederhana yang saya maksud.  Rumah sederhana ini adalah rumah yang memiliki luasan bangunan minimal 36 m2, di atas tapak yang berukuran kurang dari 100 m2.  Ini berdasarkan fakta di lapangan, di literatur mungkin lebih mendetail lagi.  Hampir di setiap daerah pasti terdapat jenis perumahan dengan tipe rumah seperti ini.  Yang berbeda-beda mungkin model tampak mukanya, atau kualitas materialnya.  Adanya rumah sederhana ini sangat disyukuri, utamanya dengan kualitas bangunan standar bisa diperoleh dengan harga terjangkau, khususnya bagi masyarakat menengah ke bawah.  Makanya, seringkali masuk dalam program pemerintah dalam hal pemenuhan kebutuhan tempat tinggal bagi masyarakat.

Dengan masuknya rumah sederhana dalam program pemerintah, dalam pembiayaannya memperoleh subsidi (bantuan dana) bagi yang kredit.  Untuk urusan ini, saya serahkan suami yang paham sepenuhnya.  Karena subsidi ini, tiap pemilik kapling bangunan mendapatkan model rumah yang sama di awal menempati rumah itu.  Tidak boleh dirubah hingga proses serah terima kepemilikan dengan pihak pengembang (pembangun proyek perumahan) tuntas.

Selanjutnya, yang akan menjadi berbeda-beda dengan masing-masing rumah lainnya adalah model pengembangannya.  Mungkin tidak akan terlalu bermasalah, jika posisi rumah ada di pojok (hook).  Di pojok, akan tersedia banyak cara alternatif.  Jika posisi di tengah-tengah itulah yang terkadang menuai masalah.  Ketidaknyamanan.  Seringkali orang mengeluh kegerahan atau sempit.  Itu dua hal yang paling dominan muncul.  Akibatnya banyak orang yang akhirnya lebih suka nongkrong di luar rumah.  Atau beban listrik yang semakin membengkak, karena untuk biaya pendingin, entah kipas angin atau ac yang menyala seharian.

Sebelum membeli rumah sendiri, saya pernah mengontrak selama dua tahun di rumah semacam itu.  Rumah sederhana dengan sebuah pengembangan.  Saat itu yang saya rasakan adalah penataan ruang cukup lega, tetapi jika jumlah penghuni bertambah kurang mewadahi.  Rumahnya terang di siang hari, namun rongga udara minim.  Akibatnya sering kegerahan.  Dengan pengalaman tersebut, saya bersama suami, mencoba merumuskan sebuah desain pengembangan yang paling cocok.  Cocok adalah nyaman dihuni dan sesuai anggaran.  Ya, anggaran kami terbatas.

Ada dua hal utama yang menjadi dasar perencanaan rumah sederhana kami.  Yaitu, sebagai berikut.

1. Tata Atur Ruang

Setiap rumah sederhana yang dibangun pengembang, biasanya memiliki beberapa ruang yang sama.  Terdapat satu ruang los (tanpa sekat), dua kamar tidur dan satu kamar mandi (Gambar 1).  Prinsip desain kami adalah tanpa mengubah model awal.  Jadi, dimaksimalkan pengembangannya pada area depan dan belakang yang belum terbangun.

Gambar 1.  Denah awal rumah, dari pihak developer (pengembang)

Penambahan ruang baru didasarkan pada kebutuhan kami sebagai penghuni.  Pada area depan dimaksimalkan untuk kepentingan publik.  Kepentingan publik maksudnya adalah kepentingan dengan orang yang tidak memiliki hubungan dekat (umum).  Di area depan, dikondisikan menjadi ruang tamu tanpa sekat, garasi dan sebuah taman mungil.  Sedangkan, di area belakang, kami mengkhususkan untuk area servis.  Terdapat dapur, sebuah ruang ibadah (mushola) dan ruang untuk cuci dan jemur.

Ruang tengah  yang terdiri dari ruang tidur dan ruang yang los tidak mengalami perubahan.  Yang kami lakukan hanyalah mengaturnya agar menjadi beberapa ruang yang serbaguna.  Ruang tidur sebagai area privat tetap.  Sedangkan ruang los sebagai area semiprivat (untuk orang dekat), kami membaginya dengan sebuah sekat.  Menjadi ruang keluarga dan ruang makan.  Simak susunan ruang tersebut pada Gambar 2.

Gambar 2.  Denah pengembangan

Dengan susunan ruang tersebut, diharapkan aktivitas semua penghuni bisa terwadahi dengan baik.  Gambaran kenyataannya bisa dilihat pada Gambar 3.




Gambar 3.  Suasana dalam ruang-ruang di siang hari, sesuai denah pengembangan

2.  Pencahayaan dan Pengudaraan (Penghawaan)

Masalah paling utama bagi penghuni rumah sederhana adalah udara yang panas, sehingga membuat gerah.  Kondisi yang tidak nyaman seperti ini bisa berpengaruh terhadap kestabilan emosi.  Inginnya marah, mengeluh, kurang lebih begitu.  Tentu  hal yang tidak baik ya, sehingga perlu pemikiran khusus untuk menanggulanginya.

Beberapa pengembangan lebih fokus terhadap penambahan ruang, tetapi bagaimana cahaya masuk ke dalam rumah atau jumlah angin yang masuk diabaikan.  Mungkin ketika kondisi listrik menyala, tidak masalah.  Tetapi jika listrik mati, bisa jadi saat siang hari harus meraba-raba dalam gelap.  Kipas angin yang biasanya mendinginkan akan mati.  Kondisi yang sangat menyebalkan bukan jika begitu?

Oleh karenanya, kami berusaha membuat ruang yang ramah bagi mata dan tubuh.  Artinya, pencahayaan baik dan penghawaan juga demikian.  Dengan cara meletakkan ruang-ruang terbuka atau semi terbuka pada area depan dan belakang bangunan rumah.  Di belakang pada ruang cuci jemur.  Kami membuat ruang tersebut, sebagian beratap transparan.  Sebagiannya ditutup dengan semacam kawat strimin untuk mencegah hewan liar masuk (tikusdan kucing).

Dengan adanya ruang terang di luar, maka ruang tidur kedua bisa mendapatkan cahaya maksimal.  Demikian juga dengan angin.  Ya, berdasarkan pengalaman biasanya raung tidur kedua lebih diabaikan soal kualitas ruangnya.

Di depan, kami membuat ruang tamu yang semi terbuka, dan tanpa menggunakan kursi (lesehan). Dengan cara ini ruangan menjadi lebih efisien dan fleksibel.  Sangat menunjang kebutuhan  pencahayaan dan penghawaan bagi ruang di dalamnya.  Gambaran kondisi ruangnya dapat dilihat pada gambar 4.


Gambar 4.  Suasana di ruang-ruang privat dan semi privat, nampak terang

Demikianlah beberapa solusi desain yang dilakukan dalam proses pengembangan rumah sederhana kami.  Segalanya kami rencanakan dari awal, agar tidak banyak memerlukan perubahan.  Perubahan dalam proses pembangunan tentulah tidak memakan biaya yang sedikit.  Sebetulnya ada perencanaan lain dalam proses struktural untuk persiapan pengembangan tahap ke dua.  Tetapi, mungkin di lain kesempatan saya bahas lagi.

Indikator rumah nyaman memang berbeda-beda.  Tetapi saya yakin kekuatan alam adalah faktor utama yang berpengaruh, seperti cahaya matahari dan angin.  Maksimalkan secara alami, agar sejahtera lahir dan juga batin.  Buat rumah kami, Alhamdulillah sekarang terbukti nyaman.  InsyaAllah semua betah saat berada di rumah.

Semoga tulisan ini membawa manfaat.


0 Comments:

Post a Comment

 

Catatan Bintutsaniyah Template by Ipietoon Cute Blog Design